Sunday, November 28, 2010

Berjenaka Dalam Islam



Salam Perjuangan...

Sama-sama kita hayati pesanan Rasulullah S.A.W dan kita amalkan dalam kehidupan kita..


i) Kelakar adalah perbuatan, kata-kata dan sebagainya yang dapat menggembirakan atau yang dapat menggelikan hati orang lain. Sinonimnya adalah jenaka, lawak dan gurau senda.

ii) Membuatkan orang lain senang hati adalah termasuk dalam amal kebajikan dan Rasulullah s.a.w juga selalu berjenaka dengan ahli keluarga dan para sahabat baginda.

iii) Namun begitu bergurau mempunyai adab-adab tertentu yang telah digariskan oleh Islam seperti:

a) Tidak menjadikan aspek agama sebagai bahan jenaka seperti mempersendakan sunnah Rasulullah s.a..w .

b) Gurauan tersebut bukan merupakan cacian atau cemuhan seperti memperlekehkan orang lain dengan menyebut kekurangannya.

c) Gurauan itu bukan ghibah (mengumpat) seperti memburukkan seseorang individu dengan niat hendak merendah-rendahkannya.

d) Tidak menjadikan jenaka dan gurauan itu sebagai kebiasaan.

e) Isi jenaka adalah benar dan tidak dibuat-buat.

f) Bersesuaian dengan masa, tempat dan orangnya kerana adalah tidak manis bergurau di waktu seseorang berada dalam kesedihan dan sebagainya.

g) Menjauhi jenaka yang membuatkan orang lain ketawa secara berlebihan (ketawa terbahak-bahak) kerana banyak ketawa akan memadamkan cahaya hati.

iv) Sesungguhnya Rasulullah s.a.w apabila ketawa baginda hanya menampakkan barisan gigi hadapannya sahaja, bukan ketawa yang berdekah-dekah, mengilai-ngilai atau terkekeh-kekeh dengan maksud bahawa selaku seorang muslim kita hendaklah sentiasa menjaga batas kesopanan dalam ertikata yang sepatutn

Saturday, November 27, 2010

MARI KITA MENGENAL ALLAH

MENGENAL ALLAH S.W.T



Tak kenal maka tak sayang, demikian bunyi pepatah. Banyak orang mengaku mengenal Allah, tapi mereka tidak cinta kepada Allah. Buktinya, mereka banyak melanggar perintah dan larangan Allah. Sebabnya, ternyata mereka tidak mengenal Allah dengan sebenarnya.

Sekilas, membahas persoalan bagaimana mengenal Allah bukan sesuatu yang asing. Bahkan mungkin ada yang mengatakan untuk apa hal yang demikian itu dibahas? Bukankah kita semua telah mengetahui dan mengenal pencipta kita? Bukankah kita telah mengakui itu semua?

Kalau mengenal Allah sebatas di masjid, di majelis dzikir, atau di majelis ilmu atau mengenal-Nya ketika tersandung batu, ketika mendengar kematian, atau ketika mendapatkan musibah dan mendapatkan kesenangan, barangkali akan terlontar pertanyaan demikian.

Yang dimaksud dalam pembahasan ini yaitu mengenal Allah yang akan membuahkan rasa takut kepada-Nya, tawakal, berharap, menggantungkan diri, dan ketundukan hanya kepada-Nya. Sehingga kita bisa mewujudkan segala bentuk ketaatan dan menjauhi segala apa yang dilarang oleh-Nya. Yang akan menenteramkan hati ketika orang-orang mengalami gundah-gulana dalam hidup, mendapatkan rasa aman ketika orang-orang dirundung rasa takut dan akan berani menghadapi segala macam problema hidup.

Faktanya, banyak yang mengaku mengenal Allah tetapi mereka selalu bermaksiat kepada-Nya siang dan malam. Lalu apa manfaat kita mengenal Allah kalau keadaannya demikian? Dan apa artinya kita mengenal Allah sementara kita melanggar perintah dan larangan-Nya?

Maka dari itu mari kita menyimak pembahasan tentang masalah ini, agar kita mengerti hakikat mengenal Allah dan bisa memetik buahnya dalam wujud amal.

Mengenal Allah ada empat cara yaitu mengenal wujud Allah, mengenal Rububiyah Allah, mengenal Uluhiyah Allah, dan mengenal Nama-nama dan Sifat-sifat Allah.

Keempat cara ini telah disebutkan Allah di dalam Al Qur’an dan di dalam As Sunnah baik global maupun terperinci.

Ibnul Qoyyim dalam kitab Al Fawaid hal 29, mengatakan: “Allah mengajak hamba-Nya untuk mengenal diri-Nya di dalam Al Qur’an dengan dua cara yaitu pertama, melihat segala perbuatan Allah dan yang kedua, melihat dan merenungi serta menggali tanda-tanda kebesaran Allah seperti dalam firman-Nya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam terdapat (tanda-tanda kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memiliki akal.” (QS. Ali Imran: 190)

Juga dalam firman-Nya yang lain: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang, serta bahtera yang berjalan di lautan yang bermanfaat bagi manusia.” (QS. Al Baqarah: 164)

Mengenal Wujud Allah.

Yaitu beriman bahwa Allah itu ada. Dan adanya Allah telah diakui oleh fitrah, akal, panca indera manusia, dan ditetapkan pula oleh syari’at.

Ketika seseorang melihat makhluk ciptaan Allah yang berbeda-beda bentuk, warna, jenis dan sebagainya, akal akan menyimpulkan adanya semuanya itu tentu ada yang mengadakannya dan tidak mungkin ada dengan sendirinya. Dan panca indera kita mengakui adanya Allah di mana kita melihat ada orang yang berdoa, menyeru Allah dan meminta sesuatu, lalu Allah mengabulkannya. Adapun tentang pengakuan fitrah telah disebutkan oleh Allah di dalam Al Qur’an: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu menurunkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman ): ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu’ Mereka menjawab: ‘(Betul Engkau Tuhan kami) kami mempersaksikannya (Kami lakukan yang demikian itu) agar kalian pada hari kiamat tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya kami bani Adam adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan-Mu) atau agar kamu tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu sedangkan kami ini adalah anak-anak keturunan yang datang setelah mereka.’.” (QS. Al A’raf: 172-173)

Ayat ini merupakan dalil yang sangat jelas bahwa fitrah seseorang mengakui adanya Allah dan juga menunjukkan, bahwa manusia dengan fitrahnya mengenal Rabbnya. Adapun bukti syari’at, kita menyakini bahwa syari’at Allah yang dibawa para Rasul yang mengandung maslahat bagi seluruh makhluk, menunjukkan bahwa syari’at itu datang dari sisi Dzat yang Maha Bijaksana. (Lihat Syarah Aqidah Al Wasithiyyah Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin hal 41-45)

Mengenal Rububiyah Allah
Rububiyah Allah adalah mengesakan Allah dalam tiga perkara yaitu penciptaan-Nya, kekuasaan-Nya, dan pengaturan-Nya. (Lihat Syarah Aqidah Al Wasithiyyah Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin hal 14)

Maknanya, menyakini bahwa Allah adalah Dzat yang menciptakan, menghidupkan, mematikan, memberi rizki, mendatangkan segala mamfaat dan menolak segala mudharat. Dzat yang mengawasi, mengatur, penguasa, pemilik hukum dan selainnya dari segala sesuatu yang menunjukkan kekuasaan tunggal bagi Allah.

Dari sini, seorang mukmin harus meyakini bahwa tidak ada seorangpun yang menandingi Allah dalam hal ini. Allah mengatakan: “’Katakanlah!’ Dialah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya sgala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya.” (QS. Al Ikhlash: 1-4)

Maka ketika seseorang meyakini bahwa selain Allah ada yang memiliki kemampuan untuk melakukan seperti di atas, berarti orang tersebut telah mendzalimi Allah dan menyekutukan-Nya dengan selain-Nya.

Dalam masalah rububiyah Allah sebagian orang kafir jahiliyah tidak mengingkarinya sedikitpun dan mereka meyakini bahwa yang mampu melakukan demikian hanyalah Allah semata. Mereka tidak menyakini bahwa apa yang selama ini mereka sembah dan agungkan mampu melakukan hal yang demikian itu. Lalu apa tujuan mereka menyembah Tuhan yang banyak itu? Apakah mereka tidak mengetahui jikalau ‘tuhan-tuhan’ mereka itu tidak bisa berbuat apa-apa? Dan apa yang mereka inginkan dari sesembahan itu?

Allah telah menceritakan di dalam Al Qur’an bahwa mereka memiliki dua tujuan. Pertama, mendekatkan diri mereka kepada Allah dengan sedekat-dekatnya sebagaimana firman Allah:

“Dan orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai penolong (mereka mengatakan): ‘Kami tidak menyembah mereka melainkan agar mereka mendekatkan kami di sisi Allah dengan sedekat-dekatnya’.” (Az Zumar: 3 )

Kedua, agar mereka memberikan syafa’at (pembelaan ) di sisi Allah. Allah berfirman:

“Dan mereka menyembah selain Allah dari apa-apa yang tidak bisa memberikan mudharat dan manfaat bagi mereka dan mereka berkata: ‘Mereka (sesembahan itu) adalah yang memberi syafa’at kami di sisi Allah’.” (QS. Yunus: 18, Lihat kitab Kasyfusy Syubuhat karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab)

Keyakinan sebagian orang kafir terhadap tauhid rububiyah Allah telah dijelaskan Allah dalam beberapa firman-Nya:
“Kalau kamu bertanya kepada mereka siapakah yang menciptakan mereka? Mereka akan menjawab Allah.” (QS. Az Zukhruf: 87)
“Dan kalau kamu bertanya kepada mereka siapakah yang menciptakan langit dan bumi dan yang menundukkan matahari dan bulan? Mereka akan mengatakan Allah.” (QS. Al Ankabut: 61)
“Dan kalau kamu bertanya kepada mereka siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan bumi setelah matinya? Mereka akan menjawab Allah.” (QS. Al Ankabut: 63)

Demikianlah Allah menjelaskan tentang keyakinan mereka terhadap tauhid Rububiyah Allah. Keyakinan mereka yang demikian itu tidak menyebabkan mereka masuk ke dalam Islam dan menyebabkan halalnya darah dan harta mereka sehingga Rasulullah mengumumkan peperangan melawan mereka.

Makanya, jika kita melihat kenyataan yang terjadi di tengah-tengah kaum muslimin, kita sadari betapa besar kerusakan akidah yang melanda saudara-saudara kita. Banyak yang masih menyakini bahwa selain Allah, ada yang mampu menolak mudharat dan mendatangkan mamfa’at, meluluskan dalam ujian, memberikan keberhasilan dalam usaha, dan menyembuhkan penyakit. Sehingga, mereka harus berbondong-bondong meminta-minta di kuburan orang-orang shalih, atau kuburan para wali, atau di tempat-tempat keramat.

Mereka harus pula mendatangi para dukun, tukang ramal, dan tukang tenung atau dengan istilah sekarang paranormal. Semua perbuatan dan keyakinan ini, merupakan keyakinan yang rusak dan bentuk kesyirikan kepada Allah.

Ringkasnya, tidak ada yang bisa memberi rizki, menyembuhkan segala macam penyakit, menolak segala macam marabahaya, memberikan segala macam manfaat, membahagiakan, menyengsarakan, menjadikan seseorang miskin dan kaya, yang menghidupkan, yang mematikan, yang meluluskan seseorang dari segala macam ujian, yang menaikkan dan menurunkan pangkat dan jabatan seseorang, kecuali Allah. Semuanya ini menuntut kita agar hanya meminta kepada Allah semata dan tidak kepada selain-Nya.

Mengenal Uluhiyah Allah
Uluhiyah Allah adalah mengesakan segala bentuk peribadatan bagi Allah, seperti berdo’a, meminta, tawakal, takut, berharap, menyembelih, bernadzar, cinta, dan selainnya dari jenis-jenis ibadah yang telah diajarkan Allah dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Memperuntukkan satu jenis ibadah kepada selain Allah termasuk perbuatan dzalim yang besar di sisi-Nya yang sering diistilahkan dengan syirik kepada Allah.
Allah berfirman di dalam Al Qur’an:
“Hanya kepada-Mu ya Allah kami menyembah dan hanya kepada-Mu ya Allah kami meminta.” (QS. Al Fatihah: 5)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah membimbing Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu dengan sabda beliau:
“Dan apabila kamu minta maka mintalah kepada Allah dan apabila kamu minta tolong maka minta tolonglah kepada Allah.” (HR. Tirmidzi)

Allah berfirman:
“Dan sembahlah Allah dan jangan kalian menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun” (QS. An Nisa: 36)

Allah berfirman:
“Hai sekalian manusia sembahlah Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, agar kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al Baqarah: 21)

Dengan ayat-ayat dan hadits di atas, Allah dan Rasul-Nya telah jelas mengingatkan tentang tidak bolehnya seseorang untuk memberikan peribadatan sedikitpun kepada selain Allah karena semuanya itu hanyalah milik Allah semata.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Allah berfirman kepada ahli neraka yang paling ringan adzabnya. ‘Kalau seandainya kamu memiliki dunia dan apa yang ada di dalamnya dan sepertinya lagi, apakah kamu akan menebus dirimu? Dia menjawab ya. Allah berfirman: ‘Sungguh Aku telah menginginkan darimu lebih rendah dari ini dan ketika kamu berada di tulang rusuknya Adam tetapi kamu enggan kecuali terus menyekutukan-Ku.” ( HR. Muslim dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu )

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Allah berfirman dalam hadits qudsi: “Saya tidak butuh kepada sekutu-sekutu, maka barang siapa yang melakukan satu amalan dan dia menyekutukan Aku dengan selain-Ku maka Aku akan membiarkannya dan sekutunya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu )

Contoh konkrit penyimpangan uluhiyah Allah di antaranya ketika seseorang mengalami musibah di mana ia berharap bisa terlepas dari musibah tersebut. Lalu orang tersebut datang ke makam seorang wali, atau kepada seorang dukun, atau ke tempat keramat atau ke tempat lainnya. Ia meminta di tempat itu agar penghuni tempat tersebut atau sang dukun, bisa melepaskannya dari musibah yang menimpanya. Ia begitu berharap dan takut jika tidak terpenuhi keinginannya. Ia pun mempersembahkan sesembelihan bahkan bernadzar, berjanji akan beri’tikaf di tempat tersebut jika terlepas dari musibah seperti keluar dari lilitan hutang.

Ibnul Qoyyim mengatakan: “Kesyirikan adalah penghancur tauhid rububiyah dan pelecehan terhadap tauhid uluhiyyah, dan berburuk sangka terhadap Allah.”

Mengenal Nama-nama dan Sifat-sifat Allah

Maksudnya, kita beriman bahwa Allah memiliki nama-nama yang Dia telah menamakan diri-Nya dan yang telah dinamakan oleh Rasul-Nya. Dan beriman bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang tinggi yang telah Dia sifati diri-Nya dan yang telah disifati oleh Rasul-Nya. Allah memiliki nama-nama yang mulia dan sifat yang tinggi berdasarkan firman Allah:

“Dan Allah memiliki nama-nama yang baik.” (Qs. Al A’raf: 186)

“Dan Allah memiliki permisalan yang tinggi.” (QS. An Nahl: 60)

Dalam hal ini, kita harus beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Allah sesuai dengan apa yang dimaukan Allah dan Rasul-Nya dan tidak menyelewengkannya sedikitpun. Imam Syafi’i meletakkan kaidah dasar ketika berbicara tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah sebagai berikut: “Aku beriman kepada Allah dan apa-apa yang datang dari Allah dan sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Allah. Aku beriman kepada Rasulullah dan apa-apa yang datang dari Rasulullah sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Rasulullah” (Lihat Kitab Syarah Lum’atul I’tiqad Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin hal 36)

Ketika berbicara tentang sifat-sifat dan nama-nama Allah yang menyimpang dari yang dimaukan oleh Allah dan Rasul-Nya, maka kita telah berbicara tentang Allah tampa dasar ilmu. Tentu yang demikian itu diharamkan dan dibenci dalam agama. Allah berfirman:
“Katakanlah: ‘Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tampa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah (keterangan) untuk itu dan (mengharamkan) kalian berbicara tentang Allah tampa dasar ilmu.” (QS. Al A’raf: 33)

“Dan janganlah kamu mengatakan apa yang kamu tidak memiliki ilmu padanya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya akan diminta pertanggungan jawaban.” (QS. Al Isra: 36)

Umat Islam Sila Ambil Perhatian...

Salam Perjuangan...

Tentera Israel roboh masjid di Nablus


NABLUS, 26 Nov: Agensi Berita Palestin, Ma’an, semalam (25 November) melaporkan jentolak (bulldozer) Israel telah meratakan sebuah masjid di persekitaran Yazra di bahagian timur pusat bandar Tebing Barat Tuba.

Tentera Israel mendakwa bahawa masjid itu dibina tanpa mendapat keizinan pihak berkuasa, lapor laman web Haluan Palestin.

Tuba adalah sebuah bandar kecil Palestin di Tebing Barat timur laut, terletak hanya 21 kilometer (13 batu) timur laut Nablus, beberapa kilometer barat Sungai Jordan.

Ahmad As’ad, seorang pegawai Palestin, menyatakan bahawa tentera Israel menyerang kawasan yang dianggap sebagai lapangan latihan ketenteraan, dan mereka menyatakan bahawa kawasan ditutup kerana ianya kini zon tentera.

Kemudian mereka telah menghancurkan satu-satunya masjid yang ada di kawasan itu.

Masjid tersebut dibina pada tahun 1967 dan warga penduduk telah memperbesarkan kawasan masjid itu dengan dua bilik tambahan.

As’ad menambah bahawa warga penduduk memiliki surat-surat rasmi yang membuktikan kebenaran untuk pembangunan masjid di kawasan tersebut pada tahun 1967, dan kedua-dua bilik itu ditambah kerana peningkatan jumlah penduduk yang hadir ke masjid tersebut.

Wahai umat islam ayuh persiapkan segala persiapan untuk kita bersama menentang musuh Islam....

Saturday, September 18, 2010

Pertama Kali Jejak Kaki Ke Bumi Syam(Jordan)

Salam Perjuangan........

Alhamdulillah syukur kepada ALLAH S.W.T akhirnya cita-cita ana untuk ke bumi barakah ini menjadi kenyataan.Selawat dan salam kepada junjungan nabi kita Muhammad S.A.W dan sahabat2 baginda dan para-para pejuang islam...Sahabat-sahabatku dibumi Malaysia doakan ana balik menjadi seorang yang berguna untuk masyarakat..








Thursday, June 3, 2010

Deklarasi Istanbul Mengecam Israel

بسم الله الرحمن الرحيم

31 ‏/05‏/2010 إستانبول

بيان صادر عن مؤتمر" المنتدي الشبابي الدولي" "الخامس للتعاون الثقافي بين الشباب المسلم" ، المنعقد في استانبول، بحق الجريمة البشعة التي ارتكبت صباح هذا اليوم ، قال تعالى "أذن للذين يقاتلون بأنهم ظلموا وإن الله على نصرهم لقدير"

يتابع العالم أجمع ومنهم ممثلو شباب العالم الإسلامي في المنتدى الشبابي الدولي الخامس، ما تقترفه الأيدي الغاشمة من مزيد الظلم والعدوان، الذي لا تقره شريعة سماوية ولا حضارة بشرية ولا قيمة إنسانية بحق الشعب المحاصر الأعزل في قطاع غزة، والذي يقبع في سياجه أكثر من مليون ونصف مليون إنسان بلا أدنى حق من حقوق الحياة التي وُهبت للإنسانية دون غذاء ولا علاج ولا مأوى.

إن ما قام به جنود الكيان الصهيوني الغاصب فجر هذا اليوم من اعتداء واحتلال لسفن أسطول الحرية التي حملت جزءًا من معاني الحياة الرمزية لأهل غزة؛ بأن هناك بقية من ضمائر على هذه الأرض لم تنس ولن تنسى الأحرار المظلومين في القطاع، إلا أن يد الغدر والعدوان أصرت على وأد هذه الروح الطاهرة قبل وصولها للجسم المحاصر، ح يث هاجمت السفن بإنزال عسكري وأطلقت الرصاص على المدنيين الأحرار، فأوقعت منهم الشهداء والجرحى وأوقفت الأكسجين العابر إلى القطاع، لتضيف جريمة أخرى إلى السجل العدواني الإرهابي المتغطرس.

إن المنتدى الشبابي الدولي فى هذه الواقعة الأليمة، لَيُخاطِب المجتمع الدولي بضرورة التدخل العاجل لوقف الجريمة النكراء بالوقوف في وجه الوحش الصهيوني المفترس وقفة تميط اللثام عن الوجه القبيح لهذا الكيان الغاصب وترفع الظلم عن المحاصرين ، أهل الحق والأرض والتاريخ.

كما أننا نطالب منظمة المؤتمرالإسلامي وجامعة الدول العربية بعدم الوقوف مكتوفة الأيدي أمام ما لقيه ويلقاه هؤلاء المظلومين من عدوان وحرمان امتثالا لقوله تعالى "وإن استنصروكم في الدين فعليكم النصر".

وإننا أيضا ندعو كل الأحرار في العالم إلى التظاهر والانتفاض في الشوارع مستنكرين ومنددين بهذه الجريمة التي لم تحترم أي إنسان على وجه الأرض ، ولدفع الأنظمة الرسمية لاتخاذ مواقف جريئة في اتجاه الضغط على هيئة الأمم المتحدة وكل أطراف المجتمع الدولي لردع الكيان الصهيوني ووقف جرائمه المتلاحقة بحق الشعب الفلسطيني وكل المناصرين له.

"ولا تهنوا ولا تحزنوا وأنتم الأعلون إن كنتم مؤمنين"

"ولله العزة ولرسوله وللمؤمنين"

المنتدى الشبابي الدولي

الرئيس العام

حسن بيتماز

Thursday, May 6, 2010

Sukan Pasti Kawasan Serdang..

salam Perjuangan..











Selamat Datang Kepada Pelajar Baru..




Salam Perjuangan..

Alhamdulillah Syukur kepada Allah kerana memberi kita peluang untuk merasai nikmat Iman,Islam dan Ihsan..Selawat dan Salam buat junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W,para sahabat, para tabien,para tabi' tabin dan para pejuang islam.

Tahniah ana ucapkan kepada pelajar baru yang dipilih oleh Allah S.W.T untuk menyambung pelajaran dibumi KUIS. Walaupun tidak menyangka akan menyambung di KUIS tapi ingatlah bahawa perancangan Allah sangat hebat dan banyak hikmah Allah bagi untuk kita.Kita perlu bersyukur sebagai seorang hamba yang taat.

Sudah pasti Niat antum semua ingin belajar betul-betul untuk dapat segulung diploma untuk gembirakan hati mak dan ayah selepas kecewa dengan keputusan sebelum ini. Teruskan niat murni antum sehingga tercapai apa yang antum inginkan. Cuma nasihat ana jangan hanya antum semangat masa baru masuk ke kuis je tapi perlulah konsisten hingga berjaya. Kutip ilmu dimana-mana saja ada bukan hanya di kuliah saja kutip juga ilmu di masjid dan diluar KUIS. Banyak ilmu yang boleh antum pelajari semasa berada di KUIS. Jangan mandomkan diri, elakkan bercouple,rajin ke masjid, ke perpustakaan dan hormati pensyarah.

Akhir kata, belajarlah betul-betul walaupun dimana saja kita berada. jangan berlagak pandai sehingga suka menghukum orang lain. Jauhkan sikap suka tunjuk menunjuk..sekian terima kasih..

Saturday, March 20, 2010

Ayuh Ramai-Ramai kita Turun ke Himpunan Aman Cintai Rasulullah S.A.W




Salam Perjuangan...

Sahabat-sahabat satu aqidah yang dirahmati oleh ALLAH S.W.T ana mohon kepada semua ayuh kita Ramai-ramai turun ke Perhimpinan Aman pada 26 Mac 2010 Berkumpul Masjid Tabung Haji untuk menyatakan bantahan kita kepada Akhabar di Swedeen yang telah Menghina junjungan besar Nabi Muhammad S.A.W.

Sahabat adakah kalian tidak berasa sedih dengan penghinaan yang dilakukan oleh orang kafir itu terhadap Nabi kita. Tidakkah kalian mencintai kekasih Allah yang banyak berkorban untuk islam..Ayuh sahabat kita sama-sama turun membantah kita tumjukkan rasa kasih dan cinta kita kepada junjungan besar Nabi Muhammad S.A.W

Tuesday, January 26, 2010

MPM lama Vs MPM baru sapa yang tidak bermaruah???



SALAM PERJUANGAN….SALAM 1 AKIDAH….SALAM JIHAD……

Alhamdulillah syukur kita kepada ALLAH S.W.T kerana masih menyanyangi kita, masih beri kita nikmat iman,nikmat islam dan nikmat ehsan kepada kita yang mana nikmat ini tiada pada semua orang. Memang menjadi kewajipan kepada umat islam bersyukur kepada ALLAH S.W.T. atas segala pemberian-NYA kepada kita. Selawat dan salam kepada nabi junjungan kita nabi Muhammad S.A.W,serta ahli keluarga baginda, para sahabat,para tabien,dan para pejuang agama ALLAH.

19/1/2010 merupakan proses penamaan calon bagi kampus Kolej Universiti Islam Antarabangsa Selangor (KUIS). Bagi masyarakat kampus sudah pasti beranggapan MPM sesi pemerintahan Nasrul Izad sudah dibubarkan. Tetapi anggapan tersebut serong sama sekali menyebabkan masyarakat kampus keliru dengan kejadian ini kerana sebelum ini sekiranya sudah dinaikkan memo penamaan calon secara tidak langsung MPM akan buat majlis pembubaran. Saya selaku mahasiswa KUIS sangat terkejut dengan situasi ini. Pelbagai persoalan yang timbul dalam pemikiran saya adakah MPM lama ini mahukan lagi jawatan tersebut??? Ataupun tidak sanggup hendak tinggalkan bilik MPM yang selama ini merupakan tempat mereka tidur dan bersembang-sembang ??? ataupun malu hendak letak jawatan dalam keadaan mereka yang tidak stabil?? Ataupun mereka ini tidak bermaruah???

Persoalan yang paling kritikal dalam fikiran saya ialah adakah mpm lama ini tidak ada maruah!!! Saya tidak marahkan mereka sekiranya mereka tidak faham apa itu MARUAH..tetapi pandai pula bila ada majlis selalu diberi peringatan kita kena jaga maruah MPM jgn bagi orang pandang serong. Mustahil saudara NASRUL IZAD tidak faham erti maruah. Maaf saya katakan MPM zaman pemerintahan nasrul Izad paling tidak bermaruah, tidak ada ciri kepimpinan,. Kenapa saya katakan begitu kerana saya seorang yang suka mengkaji dan menilai sesuatu tambahan lagi mengenai isu kepimpinan. Saya melihat program yang MPM seolah-olah ingin menunjuk-nunjuk bahawa MPM juga ada program. Tetapi bagi saya semua program yang MPM buat tidak mencapai apa yang tertulis dalam kertas kerja kerana niat hendak buat program untuk menunjuk-nunjuk itu sebab tidak mencapai objektif tersebut. Saya mohon diperingkat kepimpinan Nasrul Izad buat kenyataan mohon maaf kepada seluruh Mahasiswa dan seterusnya memohon keampunan kepada ALLAH.

Sekiranya saya bertanya kepada nasrul izad permasalahan ini mesti jawapannya ialah kami dibaiah lambat! kami dibaiah lambat! Kami dibaiah lambat! Itu sahaja alasan yang boleh dia bagi tetapi itu alasan orang yang tidak ada maruah saja.

MPM lama sepatutnya sudah melabuhkan tirainya kerana MPM baru yang juga berwajah baru muncul untuk memimpin mahasiswa dengan membawa manifestonya iaitu islamisasi, idealisme dan perubahan. Saya merasakan ada perubahan yang baru dengan kepimpinan yang berwajah baru ini kerana mereka mempunyai ciri kepimpinan yang menepati ciri-ciri pemimpin yang saya kaji. Bukan saya ingin berat sebelah tetapi itulah hakikatnya.

Tahniah saya ucapkan kepada MPM baru ini walaupun menang tanpa bertanding tidak beerti mereka ini tidak ada maruah. Saya nampak usaha MPM yang baru ini berusaha untuk memperkenalkan kepada mahasiswa bahawa mereka ini bukan gilakan kuasa bahkan sebenarnya mereka mahukan pilihan raya kampus diadakan bagi pemilihan mereka diadili oleh mahasiswa sendiri. Mereka mahukan demokrasi kampus yang bersih diadakan seperti mana terpampang pada banner. Saya menyeru kepada MPM sesi 2009/2010 meneruskan usaha memimpin mahasiswa kearah yang lebih cemerlang,gemilang supaya melahirkan mahasiswa KUIS yang dapat memberi khidmat kepada ummah sekarang. Jadikan diri kamu semua contoh kepada orang lain. Jangan hiraukan apa sahaja provokasi dari pihak musuh yang cuba untuk runtuhkan semangat kamu semua.

TAHNIAH KAMI UCAPKAN………………………………………………..
TERUSKAN PERJUANGAN MENEGAKKAN KEBENARAN……………………

Monday, January 25, 2010

Tahniah Jabatan Al-Quran dan As-Sunnah

salam 1 perjuangan..salam 1 akidah...

Tahniah buat jabatan Al-quran dan As-Sunnah kerana berjaya menganjurkan bengkel takhrij yang banyak membantu pelajar dalam mendalami ilmu takhrij. Terima kasih juga kepada pelajar dan pensyarah yang sama-sama membantu untuk menjayakan program tersebut..














Friday, January 8, 2010

Penggunaan Kalimah "ALLAH"

salam perjuangan........




Penggunaan kalimah "Allah" oleh penganut agama bukan Islam telah menjadi bahan polemik hangat dalam negara kita, dan ianya menjadi semakin panas setelah pihak Mahkamah Tinggi membuat keputusan memberi keizinan kepada pihak gereja Katholik menggunapakai perkataan Allah dalam bahan penerbitan mereka. Realiti kehidupan dalam negara kita ialah, kedudukan masyarakat Kristian adalah dalam lingkungan kehidupan masyarakat umum yang hidup secara bersama, khususnya masyarakat yang hidup di dalamnya umat Islam, mahu tidak mahu ianya akan menyentuh perasaan mereka, kerana perkataan Allah adalah sangat mulia di sisi umat Islam.

Apa yang menghairankan ialah, sebelum ini pengamal ajaran Kristian itu menyebut ‘tuhan’ dengan bahasa mereka masing-masing. Ada pun umat Islam yang terdiri daripada berbagai bangsa dan bahasa tetap berlafaz dan menulis dengan perkataan “Allah” dari kitab suci mereka (Al-Quran). Perkataan “Allah” ini tidak diterjemahkan lagi ke dalam bahasa masing-masing, kerana perkataan Allah tidak mampu diterjemahkan ke dalam bahasa lain, dengan berpegang kepada makna asalnya dalam bahasa Al-Quran.

Persoalannya ialah, adakah ianya boleh dibenarkan begitu sahaja di atas konsep kebebasan beragama? Hakikatnya, kebebasan secara saksama seharusnya mempunyai batas sempadan yang tidak menimbulkan masalah sehingga boleh mencetuskan perkara yang boleh merosakkan hubungan sesama manusia. Jangan sampai kita ‘terbabas’ dalam mencari kebebasan. Perkara ini perlu dijawab secara ilmu, kerana umat Islam menyebut dan menulis kalimah Allah mengikut maknanya yang sebenar sehingga menjadi akidah yang menjadi asas kepada amalan mereka.

Apa yang perlu difahami ialah, adakah penggunaan perkataan Allah oleh penganut agama lain itu adalah mengikut makna perkataan “Allah” yang tepat, dengan maksudnya yang sebenar dari segi bahasa Arab? Atau adakah mereka yang bukan Islam itu memakai perkataan itu dengan mempunyai maksud mereka sendiri yang tidak tepat mengikut bahasa bangsa yang menggunakannya, sehingga ianya boleh menjadi ejekan atau mengurangkan maksudnya sehingga menyentuh perasaan penganut Islam yang memuja kalimah ini? Suatu hakikat yang perlu difahami dengan terang dan nyata ialah, bahawa umat Islam di serata dunia yang terdiri daripada berbagai bangsa dan bercakap berbagai bahasa pula, sedang menggunakan perkataan “Allah” mengikut maksudnya yang sebenar inilah.

Perkataan Allah disebut oleh orang Arab atau pengguna bahasa Arab yang menganut berbagai agama, sama ada penganut Yahudi, Kristian dan penyembah berhala sejak dahulu kala. Al-Quran menyebut secara jelas bahawa penganut agama-agama itu menyebut dan menulis perkataan Allah.

Firman Allah bermaksud:

Dan sesungguhnya jika engkau (wahai Muhammad) bertanya kepada mereka (yang musyrik) itu: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi, dan yang memudahkan matahari dan bulan (untuk faedah makhluk-makhlukNya), sudah tentu mereka akan menjawab: "Allah". Maka bagaimana mereka tergamak dipalingkan (oleh hawa nafsunya daripada mengakui keesaan Allah dan mematuhi perintahNya)?. (Surah al-Ankabut: 61)

Firman Allah bermaksud:

Dan sesungguhnya jika engkau (wahai Muhammad) bertanya kepada mereka (yang musyrik) itu: "Siapakah yang menurunkan hujan dari langit, lalu ia hidupkan dengannya tumbuh-tumbuhan di bumi sesudah matinya? sudah tentu mereka akan menjawab: "Allah". Ucapkanlah (wahai Muhammad): "Alhamdulillah" (sebagai bersyukur disebabkan pengakuan mereka yang demikian), bahkan kebanyakan mereka tidak memahami (hakikat tauhid dan pengertian syirik). (Surah al-Ankabut: 63)

Firman Allah bermaksud:

Dan sesungguhnya jika engkau (wahai Muhammad) bertanya kepada mereka (yang musyrik) itu: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" sudah tentu mereka akan menjawab: "Allah". Ucapkanlah (wahai Muhammad): "Alhamdulillah" (sebagai bersyukur disebabkan pengakuan mereka yang demikian - tidak mengingkari Allah), bahkan kebanyakan mereka tidak mengetahui (hakikat tauhid dan pengertian syirik). (Surah Luqman: 25)

Firman Allah bermaksud:

Dan demi sesungguhnya! jika engkau (Wahai Muhammad) bertanya kepada mereka (yang musyrik) itu: "Siapakah yang mencipta langit dan bumi?" sudah tentu mereka akan menjawab: "Allah". Katakanlah (kepada mereka): "Kalau demikian, bagaimana fikiran kamu tentang yang kamu sembah yang lain dari Allah itu? jika Allah hendak menimpakan daku dengan sesuatu bahaya, dapatkah mereka mengelakkan atau menghapuskan bahayanya itu; atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, dapatkah mereka menahan rahmatNya itu?" Katakanlah lagi: "Cukuplah bagiku: Allah (yang menolong dan memeliharaku); kepadaNyalah hendaknya berserah orang-orang yang mahu berserah diri". (Surah az-Zumar: 38)

Firman Allah bermaksud:

Dan demi sesungguhnya! jika engkau (wahai Muhammad) bertanya kepada mereka (yang musyrik) itu: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" sudah tentu mereka akan menjawab: "yang menciptakannya ialah Allah Yang Maha Kuasa, lagi Maha Mengetahui". (Surah az-Zukhruf: 9)

Firman Allah bermaksud:

Dan demi sesungguhnya! jika engkau (wahai Muhammad) bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan mereka?" sudah tentu mereka akan menjawab: "Allah!". (jika demikian) maka bagaimana mereka rela dipesongkan (dari menyembah dan mengesakanNya)? (Surah az-Zukhruf: 87)

Ayat-ayat tersebut di atas mendedahkan bahawa orang-orang bukan Islam yang menganut berbagai agama itu mengaku wujudnya Tuhan yang bernama Allah mengikut naluri dalam Tauhid Rububiyyah (adanya Tuhan Pencipta Alam) dan ianya hanya sekadar itu. Namun kepercayaan mereka sebegini tidak menepati hakikat dari makna perkataan Allah mengikut maknanya yang sebenar, iaitu supaya mengesakan Allah dalam ibadah dan cara hidup seluruhnya.

Hari ini kita melihat mukjizat Al-Quran, apabila mereka memaksa diri untuk menggunakan perkataan Allah, pada hal selama ini mereka menggunakan perkataan yang menamakan Tuhan dengan bahasa masing-masing seperti God dan Lord; dan kalau itulah Allah mengikut kefahaman mereka maka ianya adalah tidak tepat dengan maksudnya.

Umat Islam tidak boleh memaksa kefahaman mereka yang salah ini untuk mengikut ajaran dan takrifan bahasa umat Islam, walaupun mereka percaya kepada Tuhan Yang Maha Berkuasa, tetapi mereka melantik tuhan-tuhan yang lain daripadanya dengan berbagai-bagai cara. Kalangan penganut Kristian dengan kepercayaan Trinity dengan mengadakan isteri dan anak bagi Tuhan Yang Maha Esa dan Yang Maha Suci itu. Agama yang lain menambah perlantikan Tuhan mengikut kefahaman mereka masing-masing.

Mengikut ajaran Islam, perkataan Allah ialah salah satu daripada nama-nama yang banyak bagi Tuhan Yang Maha Esa (Al-Asma Al-Husna).

Imam Al-Baihaqi menulis dalam kitabnya (Al-Asma wa Sifat).

“Perkataan Allah itu ialah Tuhan Yang Maha Esa, tidak berbilang lebih dari satu dan tidak ada sekutu bagiNya (sama ada dinamakan bapa, anak dan apa sahaja). Allah mengikut bahasa Arab yang fasih dan nyata bermaksud, Dia Sahaja Tuhan, Yang Maha Esa, tidak ada lagi tuhan yang lain daripadaNya. Perkataan Allah itu daripada perkataan aL-Ilah dengan menambah al kepada perkataan asal Ilah yang bermakna Tuhan secara umum. Apabila diletakkan alif dan lam (al) menjadi yang khusus satunya yang dikenali dan diyakini benarnya, kemudian dimudahkan sebutannya dengan membuang beberapa huruf, maka disebut Allah. Penambahan al dalam bahasa Arab bertujuan makrifah (yang dikenali) secara khusus yang tidak boleh dikelirukan dengan kepercayaan salah, iaitu "berbilang tuhan”.

Al-Quran mengajar cara penjelasan makna yang sebenar, begitu juga hadith-hadith Rasulullah SAW. Penjelasan inilah yang dinamakan sebagai ‘menyampaikan dakwah’, sebagaimana yang diamalkan oleh Rasulullah SAW. Tanpa melarang mereka dari menyebut perkataan Allah, tetapi kita memberi penjelasan berdasarkan ilmu, bahawa penggunaan perkataan Allah oleh mereka yang percaya adanya sifat ketuhanan dan nama ketuhanan yang lain daripada Allah adalah tidak tepat.

Apabila Rasulullah SAW menghantar surat kepada raja-raja yang menganut agama kitab, dan disebut dalam surat perutusan itu firman Allah yang menjelaskan kepercayaan yang sebenar kepada Allah yang bermaksud:

Katakanlah (wahai Muhammad): "Wahai ahli kitab, marilah kepada satu kalimah yang bersamaan antara kami dengan kamu, iaitu kita semua tidak menyembah melainkan Allah, dan kita tidak sekutukan denganNya sesuatu jua pun; dan jangan pula sebahagian dari kita mengambil akan sebahagian yang lain untuk dijadikan orang-orang yang dipuja dan didewa-dewakan selain daripada Allah". Kemudian jika mereka (ahli kitab itu) berpaling (enggan menerimanya) maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah kamu bahawa sesungguhnya kami adalah orang-orang Islam". (Surah Ali Imran: 64)

Perutusan Rasulullah SAW mendedahkah bagaimana golongan ahli kitab (Kristian dan Yahudi) memakai perkataan yang sama apabila menyebut perkataan Allah, seterusnya dijelaskan dengan makna aqidah yang tepat secara ajaran tauhid, iaitu mengesakan Allah tanpa syirik, sama ada syirik itu melakukan upacara ibadat dengan menyembah tuhan-tuhan yang lain daripada Allah, atau mematuhi hukum-hukum dan undang-undang ciptaan para ahli agama (pendita) dan pemimpin-pemimpin (arbab) yang mencipta undang-undang dan hukum yang menentang hukum Allah. Mereka telah menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah dalam kitab yang diturunkan kepada rasul mereka sendiri, atau mengharamkan apa yang dihalalkan, atau memberi hak ketuhanan kepada ahli agama sehingga boleh mengampunkan dosa yang menjadi hak Allah sahaja.

Kesimpulannya, kita tidak boleh melarang mereka menggunakan perkataan Allah di kalangan mereka sendiri, dalam ibadat mereka dan amalan mereka, walau pun salah maksud dan maknanya yang asal mengikut bahasa kita. Adapun menggunakan perkataan Allah oleh mereka terhadap masyarakat Islam untuk menyebarkan agama mereka dengan fahaman mereka, atau menjadikan perkataan Allah sekadar mengubah jenama bagi melariskan barangan dalam masyarakat Islam, tidak boleh dizinkan sama sekali. Ini adalah kerana menyalahgunakan perkataan Allah yang Maha Suci kepada umat Islam dan bercanggah dengan makna mengikut bahasa yang diamal oleh umat Islam, adalah dikira menodai kesucian dan kemurnian kalimah Allah di hadapan umat Islam.

Imam Ali K.W, menegaskan kepada mereka yang menyalahgunakan perkataan yang benar dengan tujuan yang salah, dengan apa nama sekalipun:

(Kalimahnya benar tetapi dimaksudkan dengan tujuan yang salah).

Kalimah Allah adalah paling benar, tetapi kalau menulis atau menyebut perkataan Allah laksana memakai jenama barangan untuk melariskan jualan di tengah masyarakat umat Islam, maka ianya sangat menyentuh sensitiviti umat Islam. Keadaan ini akan menyebabkan semua kalangan umat Islam yang berbeza pertubuhan (NGO), fahaman politik dan individu, bersatu untuk mengeluarkan suara hati mereka yang sangat memuliakan kalimah Allah. Suasana sebegini boleh menimbulkan ketegangan dalam masyarakat majmuk yang ada dalam negara kita.

Al-Quran juga memerintah penganutnya supaya tidak menghina dan mencaci penganut agama lain sehingga menyebabkan mereka mencaci Allah.

Firman Allah yang bermaksud:

Dan janganlah kamu cerca benda-benda yang mereka sembah yang lain dari Allah, kerana mereka kelak, akan mencerca Allah secara melampaui batas dengan ketiadaan pengetahuan. Demikianlah Kami memperelokkan pada pandangan tiap-tiap umat akan amal perbuatan mereka, kemudian kepada Tuhan merekalah tempat kembali mereka, lalu ia menerangkan kepada mereka apa yang mereka telah lakukan. (Surah al-An'am: 108)

Demikianlah keterbukaan Islam terhadap kebebasan beragama dengan batas sempadan yang tidak menegangkan hubungan dalam masyarakat berbagai agama.

Wallahua’alam.

Perhimpunan Aman Hantar Memorandum kepada Kerajaan Mesir

salam perjuangan...